That’s True Love ( Part 11 )

ttl11

Tittle              :  That’s True Love

Sub Tittle          : Nan Coahyo

Cast                    : Kim Ryewook Super Junior

                                Tiffany Hwang SNSD

Support Cast    :  EunHyuk, Hyoyeon

                                      Kyuhyun, SeoHyun

                                      Siwon, Yoona

                                     Leeteuk, Taeyon

                                    DongHae, Jessica, Others

Author            :  Shin Eun Hwa

Genre             :  Romance, Family, Friendship, Musical

Rating            :  =

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Anyong hassimnika chingu dan readers.

WAh, Mian untuk part ini author agak telat postnya soalnya lagi sibuk belakangan ini. masih ada pindahan rumah udah itu masih galau akibat gak bs nnton smtown world live tour konser jadi lengkap deh sudah…

di part ini, aku harap kalian suka dengan alur ceritanya dan ninggalin koment kalian yang baik2. daripada lama-lama, mendingan lansung aja nih. cekidot…

Ok! Happy readings ^___^ .oOo.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“aku… aku menyukai seseorang” Donghae mengalihkan pandangannya.

“jinja? Wah.. Oppa,,, siapa gadis itu? Ah, dia pasti sangat beruntung kau menyukainya” Tiffany mencoba bersikap bijak

“ne. Tapi aku ragu apakah dia benar-benar beruntung jika aku menyukainya”

“tentu saja. Ada banyak gadis yang ingin sekali menjadi kekasihmu dan orang yang kau sukai itu berarti termasuk salah satu orang yang beruntung. Apalagi Oppa orang yang tampan, kaya, baik, apalagi yang kurang darimu?”

“apa mungkin dia meyukaiku juga?”

“hey, kenapa tanya padaku? Tanyakan saja langsung padanya. Aku yakin dia pasti menyukaimu juga”  

“baiklah” Donghae terdiam sejenak kemudian memegang kedua bahu Tiffany dan membuatnya berada tepat dihadapannya. “kau… bagaimana denganmu? apa kau menyukaiku?”

“ne?” Tiffany terkejut

“orang itu… orang yang kusukai… adalah kau,,,”

“aku menyukaimu Fany-ah. Nomu Coahyo…”

*****

“orang itu… orang yang kusukai… adalah kau,,,”

“aku menyukaimu Fany-ah. Nomu Coahyo…” Donghae menatap dalam bola mata Tiffany. Sementara yang ditatapnya masih berdiri dengan tatapan terkejutnya

Dag… Dig… Dug…

Tiffany merasakan jantungnya berdetak dua kali lipat lebih kencang dari biasanya. Omo… kata-kata ini? Benarkah apa yang baru saja kudengar? Gumam Tiffany dalam hati. Rasa tak percaya itu masih menyelimuti perasaannya hingga kelubuk hati terdalamnya yang seolah membawa jiwanya pergi dari tubuhnya. Bagaimana tidak? Orang ia sukai selama ini ternyata juga menyukainya. Rona wajahnya seketika berubah begitu ia sudah mulai sadar kembali dari keterkejutannya. Bibir mungilnya  kemudian mulai melebar hingga membentuk sebuah smile yang menggambarkan suasana hatinya sore itu. Happy!

“Oppa…” Tiffany memandang Donghae

“aku menyukaimu! itulah perasaanku padamu selama ini. Aku senang melihatmu tersenyum, kesal bahkan terkejut seperti ini aku sangat menyukainya. Kau membuat hari-hariku berbeda dari sebelumnya. Bagaimana denganmu, apa kau juga merasakan yang sama sepertiku?”

“aku… aku…” Tiffany tergagap

“tidak perlu gugup. aku tau ini terlalu cepat. Kau bisa memikirkannya dulu. Aku akan menunggu jawabanmu. Kapanpun kau sudah mengetahui perasaanmu padaku, segera beritahu aku hm?” Tiffany hanya mengangguk meng-iya kan perkataan Donghae.

Tiffany duduk bersandar dikamarnya. Ia teringat kembali dengan semua perkataan Donghae sore tadi yang sukses membuat hatinya telah berbunga-bunga. Walaupun Tiffany belum memberikan jawabannya, Sebenarnya dari awal ia juga menyukai Donghae. hanya saja, ia masih ragu akan perasaannya sendiri dan memutuskan meminta waktu selama beberapa hari untuk memikirkan hal itu. Yah, boleh dikata Fany ingin memastikan kebenaran akan perasaannya terhadap Donghae.

*****

Eunhyuk berjalan di lorong-lorong IRINE dan bertemu dengan Hyoyeon.

“mau kemana nona?” sapa Eunhyuk ramah dengan smilenya

“sh.. bukan urusanmu” balas Hyoyeon jutek

“hey, sampai kapan kau akan merubah sikap dinginmu itu nona?” ceramah Eunhyuk. Hyoyeon hanya menatapnya tersenyum kecil kemudian ia berlalu meninggalkan namja yang kini kesal karena sikapnya

“hey, aku sudah berbaik hati menyapamu setidaknya jawablah pertanyaanku. Kau tau ada berapa banyak orang di IRINE bahkan diluar sana yang ingin sekali aku sapa? Kau…”

“aku tau. Jumlahnya sangat banyak tapi sayang aku tidak termasuk diantara sekian banyak yeoja yang kau maksud itu” balas Hyoyeon memotong pembicaraan Eunhyuk kemudian pergi. Eunhyuk hanya mendengus kesal melihat tingkah Hyoyeon.

“Eonni… kau dari mana? Lama sekali” sapa Seohyun begitu Hyoyeon memasuki kelasnya.

“dari studio aku melupakan sesuatu disana” jawab Hyoyeon sambil mengangkat sebuah earphone yang ketinggalan distudio saat mereka latihan tadi siang. Seohyun mengangguk mengerti.

“eonni… 3 hari lagi audisi kedua. Ottoehke?” tanya Hyoyeon pada Taeyon.

“tidak perlu khawatir. Kita sudah latihan sejak lama untuk semua ini kita lanjutkan saja sesuai rencana” jawab Taeyon

“tapi.. bagaimana jika kita kalah dari Flower Boys eonni…?” tanya Seohyun khawatir

“jangan khawatir kita pasti menang” kata Taeyon meyakinkan. Seohyun hanya mengangguk mengerti.

*****

Jessica mengendarai mobilnya menuju kesebuah hotel berbintang lima. Tidak lama kemudian, ia sudah sampai disebuah ruangan restoran Hotel tersebut.

“kau sudah datang?” sapa tn. Jung pada putrinya

“ne. Appa… ada apa kau mengajakku kemari?”

“makan malam.”

“aku pikir ada apa” balas Jessica

“rekan bisnis ayah ingin sekali mengajak makan malam. Ia mengajak seluruh keluarganya dan ayah, keluarga yang ayah miliki kan hanya dirimu jadi mau mengajak siapa lagi?”

“araseo appa…” Jessica tersenyum kecil. Tuan Jung langsung memeluk kepala putri tercintanya itu.

“ah, kalau ny. Jung masih hidup, dia pasti akan marah besar bila melihat semua ini” suara seseorang mengejutkan mereka. Tuan Jung dan Jessica mengalihkan pandangannya

“ah, tuan Kim, kalian sudah datang” sapa Tn. Jung. Mereka saling berjabat tangan.

“apa dia putrimu?” tanya tn. Kim

“ne. Dia putriku”

“ah, anyong hasseo ahjussi. Jessica Imnida. Jung Jessica”

“ne ayong hasseo. Nama yang cantik secantik orangnya” puji tuan Kim.

“ah, khasahamnida…” Jessica menundukkan kepalanya. tn. & Ny. Kim tersenyum melihat tingkah Jessica

“kau bilang akan membawa putramu dimana dia?” tanya tn. Jung

“dia sedang ada urusan sebentar lagi akan kesini” balas Ny. Kim. Mereka pun memulai acara makan malam sambil bercerita tentang bisnis yang akan mereka kerjakan bersama nanti. Jessica dan Ny. Kim hanya menjadi pendengar setia saja

******

“Oppa… apa ini?” Tiffany dan Donghae jalan berdua disekitar taman. Mobil yang mereka kendarai sengaja Donghae parkirkan didepan taman dan mereka melanjutkan keliling taman tersebut dengan berajalan kaki.

“waeyo? Kau tidak senang?”

“anio. Aku senang hanya saja.. aku belum pernah seperti ini”

“aku tau. Di amerika kau pasti tidak pernah keluar kan? Kau anak menteri pasti lebih banyak menghabiskan waktumu didalam rumah. Ah, lebih tepatnya istana”

“istana apa? Istana yang membuatku kehilangan hak untuk menjadi manusia normal seperti yang lainnya”

“arrasseo. Mm… ottoehkeo?”

“mwo?”

“pertanyaanku beberapa hari yang lalu. Apa aku sudah bisa mendengar jawabannya?” tanya Donghae

“ah, itu… Mm,,, aku akan memberikan jawabannya” balas Tiffany

“kapan?” tanya Donghae lagi

“rahasia. Aku ingin memberi kejutan jadi, aku tidak memberitahukan waktunya. Kau tunggu saja aku tidak melewati batas waktu yang sudah kuminta padamu hm?” Fany tersenyum

“kenapa tidak disini saja? Aku ingin mendengarnya sekarang”

“sirheo! (tidak mau). Aku ingin mengatakannya tapi tidak disini” Tiffany kemudian berlari kecil hingga meninggalkan Donghae. Donghae kemudian mengejarnya.

“jadi… kita kemana lagi?” tanya Donghae sambil menyetir mobilnya pelan

“molla. Terserah oppa saja aku belum terlalu mengenal jauh tentang korea”

“Mm… bagaimana kalau makan… kau sudah makan?”

“belum tapi aku tidak lapar”

“sudahlah.. aku tidak mau dengar alasanmu. Kita makan… ok?”

“baiklah Oppa. Ok…”

Ternyata Donghae dan Tiffany juga makan malam di hotel dan restaurant yang sama dengan Jessica hanya saja beda ruangan.

“mau pesan apa nona?” tanya Donghae sambil memeriksa buku menu yang diberikan oleh pelayan restoran tersebut.

“terserah oppa saja” jawab Fany datar.

“baiklah.. aku yang pesan” Donghae lalu memesan beberapa menu kesukannya pada pelayan yang sedari tadi sudah menunggu dan siap melayani mereka.

“kau sering kesini oppa..?” tanya Tiffany memperhatikan ruangan sekelilingnya. “ne. Kami sering kesini” jawab Donghae. “kami? Maksud oppa…?”

“aku dan Flower Boys. Ini restaurant favorit kami”

“ah, ne. Tempatnya bagus pantas saja kalian jadikan tempat favorit. aku suka designnya” jawab Fany.

“jongmal?? Tiffany mengangguk.

*****

“Mianhata… aku terlambat” sapa suara seorang namja begitu sampai di meja tempat tn. Jung, Jessica dan juga tn. & Ny. Kim

“ah, gwenchana duduklah.. kami juga baru mulai” jawab tn Jung ramah.

“Jessica kenalkan ini putra tuan Kim…” kata ayahnya. Jessica langsung menoleh kearah orang tersebut dan

Ohok… ohok… ohok… jessica tersedak akibat air yang diminumnya.

“gwenchanayo?” tanya tn. Jung khawatir. Jessica hanya mengangguk sambil membersihkan gaunnya yang terkena air. “Appa… ahjussi… aku ketoilet sebentar” izin Jessica. Ketika Jessica sudah berlalu, putra tn. Kim pun izin kebelakang sebentar. tn & ny. Kim serta tn. Jung melanjutkan makan malam mereka.

 “changkkaman!…” jessica berhenti begitu mendengar suara dari arah belakangnya. Beberapa detik kemudian Ia pun kemudian berjalan lagi.

“yak, Jung Jessica…” teriak namja tersebut yang sukses membuat Jessica terdiam ditempat. Jessica hanya mencoba mengatur nafasnya begitu namja tersebut mendekat kearahnya

“aku ingin berbicara denganmu” kata Heechul

“tidak ada yang ingin kubicarakan denganmu” balas Jessica jutek

“Sica-ah,,, kau masih marah padaku?”

“anio. untuk apa aku marah padamu. Lagipula aku tidak punya hak untuk itu”

“gurom kenapa sampai sekarang kau tidak ingin berbicara dengaku? Aku tau aku salah aku sudah menghianatimu. Kau tau kan kalau selama ini hanya kau yang aku cinta? Aku bertunangan dengan Victoria karena perusahaan” jelas Heechul

“aku tak tau tentang siapa yang kau cintai sebenarnya oppa antara aku atau Victoria tapi yang pasti kau telah memilih Victoria daripada aku”

 “Sica-ah… sebentar lagi aku akan bekerja dengan perusahaan ayahmu dan aku tidak ingin ada masalah denganmu. kita lupakan yang lalu dan kita bisa mulai lagi dari awal huh?”

“mwo? Mulai dari awal? Tidak ada yang bisa dimulai lagi antara kau dan aku oppa” Jessica meninggalkan Heechul

*****

-Donghae Pov-

Kami menunggu pesanan makanan kami datang sambil mengobrol ringan dengan Tiffany, gadis yang kusukai. Entahlah! Apa dia juga menyukaiku atau tidak yang jelas aku sangat nyaman berada didekatnya

“Fany-ah… kau tunggu pesanannya dulu. Aku ingin kelantai atas bertemu temanku” kataku padanya

“ne oppa. Jangan lama-lama” aku hanya membalas pertanyaannya dengan tersenyum.

“wae… berikan aku satu alasan kenapa kita tidak bisa lagi memulainya” kudengar sebuah suara dari lorong gedung begitu aku hendak turun dilantai 1 tempat aku dan Tiffany makan tadi. Rasa penasaran kini mulai ada dipikiranku dan aku memutuskan melihat manusia yang berbicara tersebut. Begitu sampai, aku terkejut melihatnya yang ternyata ada Jessica dan mantan kekasihnya itu. Aish… aku menggaruk kepalaku. Kenapa harus bertemu lagi dengan mereka? Tanpa pikir panjang aku langsung meninggalkan mereka tak mau nantinya aku telibat lagi dalam adu cinta segi …. mereka.

“paku yang sudah ditancapkan kedalam pagar walaupun sudah dicabut tapi tetap akan berbekas. Kau tau betapa dalam paku yang sudah kau tancapkan kedalam hatiku? Anio. Kau tidak akan pernah tau oppa…” kata Jessica yang spontan membuat langkahku berhenti. Aku lalu memperhatikan mereka dari balik tembok

“ne. Luka yang aku buat untukmu pasti sangat dalam sehingga kau belum bisa memaafkanku hingga saat ini. Arraseo! Tapi tidak kah semua manusia bisa berbuat salah? Jika kau berikan aku satu kesempatan lagi, aku janji tidak akan mengulanginya kembali. Tidak akan membuat kau merasakan luka yang sama” kulihat namja itu memohon

“jika aku memberikanmu satu kesempatan lagi untuk kembali padaku, berarti aku sudah membuat kau mengulangi kesalahan yang sama dua kali”

“mwo?”

“cukup aku saja yang kau hianati tidak usah dengan Victoria. Aku lihat dia sangat menyukaimu jadi kuharap, jagalah ia oppa… dia yang terbaik untukmu” Jessica langsung meninggalkan namja tersebut. Wow! Dia dewasa juga pikirku.

-Donghae Pov end-

******

“ne? Mwo? Kunde jigeum calcineyo? (jadi, sekarang kau baik-baik saja?) ne. Arraseo. Istrahatlah!” tuan Jung mematikan ponselnya.

“ada apa?” tanya tn. Kim

“jessica,, sepertinya dia sakit perut jadi, dia langsung pulang kerumah”

“oh, mungkin akibat gaunnya yang basah tadi” jawab Ny. Kim. Heechul kembali kemeja makan.

“kau kemana saja? Kau akhirnya tidak sempat berkenalan dengan putri tn. Jung” kata ayah Heechul

“ah, benarkah? Apa dia sudah pulang? Kenapa cepat sekali” kata Heechul berpura-pura tidak tau

“gaunnya terkena air tadi dan itu sudah membuat dia sakit perut. Kau membuatnya terkejut!” balas ibunya.

“ah, Mianhata aku tidak bermaksud begitu” jawab Heechul lagi sambil terus mengingat kejadian yang baru saja dialaminya dengan Jessica tadi

“ah, ne gwenchana” kata tn. Jung.

******

Jessica jalan dengan cepat hingga ia sampai didepan lift.

“Oppa… siapa dia?”, “dia… dia tunanganku”. “kita lupakan yang lalu dan kita bisa mulai lagi dari awal” semua kata-kata itu terus terngiang ditelinga Jessica yang membuat hatinya semakin pilu. “harusnya jika kau ingin semuanya baik-baik saja kau tidak perlu membuatku terluka dari awal oppa…” gumam Jessica sambil menahan tangisnya yang sudah dipelupuk mata.

Ting!

Pintu lift terbuka. Jessica langsung masuk kedalam dan menekan angka 1. Donghae yang berada didalam terkejut melihat tingkah Jessica. Ia memperhatikan Jessica yang sepertinya tidak mengetahui keberadannya. Jessica masih berusaha menahan tangisnya sambil menunggu pintu lift terbuka yang akan membawanya kelantai dasar hotel tersebut. Ia ingin cepat-cepat pulang kerumah dan melupakan semuanya.

“tidak baik gadis menangis ditempat ramai seperti ini” kata Donghae. Jessica hanya memandanginya dengan ekspressi datar kemudian melihat kearah pintu lift kembali. Donghae maju selangkah hingga posisinya sejajar dengan Jessica. Ia memperhatikan raut wajah Jessica yang sudah mulai memerah seperti akan menangis

“yak… aku harap kau jangan menangis disini. Sampai dirumah dulu baru kau menangis, huh?” rayu Donghae

“orang bilang kalau yeoja sedang menangis, mereka akan tampak sangat jelek maka dari itu, aku tidak mau kecantikanmu pudar karena airmata yang membasahinya” lanjut Donghae lagi.

“yak… kau bisa diam atau tidak?” teriak Jessica yang tentu saja membuat Donghae terkejut.

“ada apa dengannya?” gumam Donghae pelan

“kau itu. Kenapa kau jadi namja cerewet sekali huh? Tidak bisakah kau diam sebentar. Aku sedang pusing dan bertambah pusing dengan semua ocehanmu yang tidak penting itu”

“mwo? Tidak penting? Jika kau tidak suka mendengarnya kau tidak perlu berteriak juga. Aku sedang berusaha menghiburmu tapi kau malah berteriak padaku? Sh.. ya sudah jika kau ingin menangis, menangislah. Aku tidak peduli lagipula itu bukan urusanku..”

Ting! Pintu lift kembali terbuka ketika dilantai 2. Beberapa orang yang sudah menunggu lift tersebut memandang aneh kearah Donghae dan Jessica. Seorang ahjumma berdiri tepat disamping Jessica yang sudah mulai menangis dalam diam.

“sabarlah! Kalau namja sedang marah memang begitu tapi kalau mereka sudah baik, mereka bahkan lebih lembut dari seorang yeoja” bisik ahjumma tersebut ditelinga Jessica. Jessica hanya menatap bingung kearah ahjumma tersebut.

“hey.. kau juga jangan terlalu keras pada istrimu. Wanita sangat mudah menangis jika dimarahi oleh pasangan mereka” kata ahjumma tersebut pada Donghae yang kontan saja membuat namja tersebut terkejut.

“mwo?”

“kalau kalian sedang ada masalah, bicarakanlah baik-baik. Kau antarlah dia kerumah dan jangan marah lagi padanya huh?” Jessica dan Donghae saling menatap tak mengerti

“ada apa ibu?” tanya seorang yeoja begitu sosok tersebut mendekat kearahnya. “begitulah kalau pengantin baru masih suka emosi  jadi, kau tidak boleh meniru mereka arasseo?” gadis tersebut mengangguk.

Ting! Pintu lift terbuka ketika sampai dilantai dasar hotel tersebut. “aku pergi dulu kalian harus berbaikan sekarang arachi?”

“ne ahjumma. Khasahamnida..” balas Jessica ramah.

“mwo? Pengantin baru.. mimpi apa aku semalam hingga harus mengalami semua ini” gumam Donghae sambil menepuk-nepuk keningnya

“sh…” Jessica hanya mengeryutkan keningnya dan pergi menuju parkiran tanpa sadar menjatuhkan mainan ponselnya. Donghae yang melihat benda tersebut jatuh, langsung mengambilnya

Tiffany masih memandangi makanan yang kini sudah tertata rapi didepannya sambil memandangi jam tangannya. Kemana dia? Kenapa lama sekali? Gumam Tiffany. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi ponsel Donghae namun ternyata donghae tidak membawa ponselnya. Ponselnya ia tinggalkan dalam kantung jasnya yang ia letakkan dikursi tempat ia duduk.

Karena terlalu lama menunggu, Tiffany akhirnya merasa lapar juga dan memutuskan untuk makan duluan sambil menunggu Donghae kembali

“kau mau pulang?” kata Donghae pada Jessica

“berhentilah mengikutiku. Kau tampak seperti fans setiaku saja”

“Jessica Heechul” kata Donghae begitu melihat inisial huruf yang tertera dalam gantungan ponsel tersebut. Jessica menoleh

“benarkan tebakanku? Kau bilang tidak bisa memulai lagi dengannya tapi kenapa kau masih menyimpan pemberiannya? Sepertinya kau masih menyukainya”

“bukan urusanmu” Jessica merampas mainan HP tersebut.

*****

Seohyun berjalan keluar dari dalam hotel dengan ayahnya. Ia mengikuti langkah namja yang kini ada didepannya sampai diparkiran. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan Jessica yang tampak berdebat dengan Donghae. Seohyun mengeryutkan keningnya

“seo.. ayo cepat” kata ayahnya. “ne appa..” seohyun masuk kemobil ayahnya dan pulang. Mobil ayahnya juga melewati Donghae dan Jessica yang masih asik mengobrol.

“wae seo? Tanya ayahnya. “anio” kata Seohyun

“Oppa… kau darimana saja? Makananmu sudah dingin” kata Tiffany begitu Donghae kembali ketempat duduknya. Sh.. padahal aku ingin menjawabnya sekarang oppa tapi kau pergi terlalu lama” gumam Tiffany dalam hati.

“oh, Mianhe tadi temanku mengajak ngobrol yang panjang jadi aku agak lama”

“gwenchana oppa… makanlah! Mianhe aku makan duluan. Habis oppa lama sekali…”

“ne. Tidak perlu minta maaf” Donghae menghabiskan makanannya dan mengajak Tiffany pulang.

*****

“eonni.. kau datang lagi?” sapa Seohyun begitu Tiffany mendekat kearah mereka.

“ne. Aku ingin melihat kalian latihan” kata Tiffany.

“mian… aku telat” kata Jessica sambil berlari kecil. “kau darimana saja? Tidak biasanya telat seperti ini”

“ah, aku kesiangan eonni…” kata Jessica

“ah, ara. Karena semalam eonni kencan kan dengan Donghae Oppa…” ejek Seohyun. Jessica terkejut mendengar kata-kata Seohyun terlebih lagi Tiffany tapi ia diam.

“mwo? Kata siapa? Aku tidak pergi dengan Donghae” elak Jessica

“sudahlah eonni.. aku melihat kalian semalam diparkiran Hotel. Apa yang kalian lakukan dihotel? Eonni… kau…”

“yak… kau,,, sudah kubilang aku tidak berkencan dengannya” elak Jessica lagi

“yak.. jelaskan padaku. Apa maksudnya ini? Kau berkencan dengan salah satu member Flower Boys? Kau tau kalau mereka musuh kita dan kau malah berkencan dengannya?” Taeyon menatap Jessica serius. Semua nya kini diam

“eonni… bukan itu maksudku. Aku tidak berkencan dengannya. Kami tidak sengaja bertemu dihotel dan…”

“dan apa? Kalian pergi bersama? Hm,,, aku tidak percaya ini. Audisi tinggal beberapa hari lagi dan kau malah asik berduaan dengannya”

“eonni… kau salah paham. Aku tidak seperti itu” Jessica memohon

“baiklah, kita latihan sekarang. Aku harap kau benar-benar tidak membohongiku tentang ini” kata Taeyon mereda

“mulon eonni. Aku mana bisa berbohong apalagi pada eonni”

“ne ara. Ayo. Hyo, nyalakan musiknya” Hyoyeon menurut dan langsung menyalakan musiknya.

“eonni… kau mau kemana? Tidak nonton kami latihan? Tanya Seo begitu melihat Tiffany meninggalkan studio.

“anio. Lain kali saja. Aku ada urusan. Aku pergi ne? Selamat latihan” kata Tiffany lesu.

“ah, ara. Karena semalam eonni kencan kan dengan Donghae Oppa…”

sudahlah eonni.. aku melihat kalian semalam diparkiran Hotel. Apa yang kalian lakukan dihotel? Eonni… kau…”

 

Kata kata Seohyun terngiang dikepala Tiffany. Jadi semalam Donghae Oppa bersama dengan Jessica eonni…??

“kau melamun?” Donghae mengejutkan Tiffany

“ah, anio oppa.. kau dari mana?” tanya Fany.

“mencarimu…” jawab Donghae ceria. “Oppa… ada yang ingin kubicarakan denganmu” kata Fany serius

“ne? Tentang apa? Ah, kau mau menjawabnya sekarang? Tidak perlu terburu-buru aku akan menunggumu sampai kau siap”

“Oppa… aku sudah memikirkannya dan mianhe. Aku tidak ingin merusak hubunganmu dengannya oppa.. aku rasa aku berharap terlalu banyak padamu. Aku juga menyukaimu oppa hanya saja kita lebih baik berteman seperti biasa. Mianhe oppa… jongmal mianhe..” kata Tiffany sambil menunduk

“mwo? Aku tidak punya hubungan dengan siapapun Fany ah.. kau salah paham. Kau sudah dengar pengakuanku kan? Kalau aku menyukaimu… jadi, mana mungkin aku akan menyukai orang lain lagi? Dengar! Aku memang populer di IRINE tapi aku adalah namja yang setia…” Jelas Donghae lagi

“ne ara oppa. Kau sangat setia. Untuk itu, aku berharap kau tidak mengecewakannya. Aku sudah menganggapnya seperti eonni-ku sendiri. Kau jaga Jessica eonni baik-baik ya?” Tiffany meninggalkan Donghae.

******

“kau…” kata Donghae dan Jessica bersamaan. Mereka duduk disalah satu restoran. Saat itu mereka sudah pulang sekolah dan membuat janji untuk bertemu

“kau duluan..” kata Donghae. “anio. Kau duluan..” kata Jessica lagi.

“kau…” kata Donghae. “kau yang duluan..”

“jadi, katakan padaku. Apa yang kau katakan pada Tiffany sehingga ia menolakku?” tanya Donghae antusias

“mwo? Aku tidak mengatakan apapun. Ah, kau menyatakan cinta padanya? Hahahaha” Jessica tertawa terbahak-bahak.

“kenapa tertawa? Ia malah menyuruhku menjagamu. Kau pasti bilang padanya kalau semalam kita pergi bersama kan? Dia jadi salah paham padaku karena itu”

“anio. Aku tidak bilang apapun padanya. Ah, tunggu pantas saja tadi pagi dia bertingkah aneh disekolah”

“mwo?” Donghae menatap Jessica

“ne. Ketika Seohyun mengatakan aku berkencan denganmu raut wajahnya langsung berubah padahal awalnya ia ceria saja” kata Jessica lagi

“mwo?” Donghae menatap Jessica kemudian mereka diam. “Seohyun…” kata Jessica dan Donghae bersamaan. “aku rasa Seohyun melihat kita berdua semalam waktu diparkiran”

“aigo.. jelas-jelas kita tidak melakukan apapun kenapa ia jadi berkata yang tidak-tidak?” kata Donghae kesal

“molla. Hey, aku harusnya lebih kesal. Kau tau? Taeyon eonni memarahiku karena tau aku bertemu denganmu”

“waeyo? (kenapa bisa?)”

“kau lupa kalau kita rival huh? Rival mana bisa berteman? Dasar pabo!” kata Jessica dengan menekankan kata “pabo”

“ne ara. Tapi kau jangan mengataiku bodoh” gerutu Donghae

*****

-Tiffany Pov-

Aku merapikan tasku hendak pulang. Hari sudah cukup sore. Aku berjalan melewati studio tempat biasa Taeyon eonni dkk biasa berlatih. Awalnya malas namun kulangkahkan juga kakiku masuk kedalam. Didalam sudah kosong sepertinya Taeyon eonni dan yang lain sudah pulang. Aku langsung duduk dilantai dan menghela nafasku perlahan. Otakku tak henti-hentinya memikirkan tindakan bodoh yang telah kulakukan tadi pagi. Menolak Donghae oppa.. walaupun sedikit menyesal aku merasa aku sudah melakukan hal yang benar. Aku tau Donghae oppa menyukaiku hanya saja aku tidak enak hati jika harus bersaing dengan Jessica eonni.

Kulihat sekelilingku dan disana ada piano entah apa yang merasuki pikiranku aku langsung duduk didepannya dan mulai menekan satu tuts dan

Jreng… ia menimbulkan suara yang indah (emng bunyi tuts piano gitu ya? Ah, molla pkoknya bayangin aja tuts piano yang dipencet gimana bunyinya. Hehehe)

Kutekan tuts lain dan mulai memainkan jari-jariku diatas semua tuts-tutsnya dan itu sukses menimbulkan serangkaian nada-nada yang indah.

na honjaseo sarangeul malhago sarangeul bonaego 
honja ssaheun chueoge gyeopgyeobi nunmuri baeyeo 
meon gose isseodo geudae haengbokhagil 
naui sarangeul gaseumsok gipi 

Tak terasa bibirku mulai melantunkan sebuah lagu yang aku sendiri tak tau mengapa menyanyikan lagu tersebut. Aku hanya mengikuti alunan musik membawaku meresapi perasaan terdalamku walau sesungguhnya aku sendiripun masih belum mengerti.

Prak.. prak.. prak…

Kudengar suara tepuk tangan begitu aku mengakhiri permainanku. Aku menoleh, ternyata Ryewook oppa.. aish, entahlah apa aku pantas memanggilnya dengan sebutan “oppa” itu

“kau bisa main piano?” tanyanya. “ah, aku pernah ikut les piano waktu di L.A.” jawabku.

“oh… untuk siapa lagunya?”

“ne?” aku menatapnya. “lagumu sangat sedih. Untuk siapa? Apa kau sedang patah hati?”

“bukan urusanmu” jawabku jutek. “ne.. memang bukan urusanku. Oh, ya kau belum mau pulang? Ini sudah sore” ia melihat jam tangannya.

“sebentar lagi” jawabku lagi. “ini sudah sore sebentar lagi hampir malam sekolah sudah sunyi kau mau pulang jam berapa?” tanyanya lagi.

“tidak usah pedulikan aku kau pulanglah duluan” kataku masih belum bergerak

“ku pikir kau tidak bisa rapuh ternyata bisa juga” ejeknya sambil tersenyum evil.

“mwo?”

“ne. ku pikir hanya kau yang punya kesempatan melihatku rapuh ternyata aku juga diberikan kesempatan itu. Kesempatan melihatmu rapuh.” Ejeknya. Aish… dia benar-benar membuatku kesal setengah mati. Ingin rasanya aku mengusirnya agar cepat-cepat pergi dari sini. Aku lelah dengan semua ejekannya padaku.

-Tiffany Pov end-

******

“jadi,,, kau senang melihatku seperti ini? Kau benar-benar senang melihat orang menderita” kata Tiffany kesal

“mwo? Tidak juga. Aku bahkan benci melihat orang dengan wajah kusut sepertimu seperti orang yang kehilangan semangat hidup” lanjut Ryewook

“ne. wajahku kusut. Aku kehilangan semangat hidup sekarang. Kau puas?” Tanya Fany dengan kesal

“hahaha… tunggu! Boleh aku tau apa yang membuatmu kehilangan semangat hidup? Ah, Apa kau ditolak oleh seseorang? Raut wajahmu benar-benar lesu seperti orang yang 7 kali menyatakan cinta tapi 8 kali ditolak hahaha…” ryewook tertawa sambil memperhatikan raut wajah Tiffany lekat.

Fany masih tetap memandang Pianonya mencoba menahan kesal. Namun tetap saja tawa Ryewook membuat dirinya tak bisa bertahan lebih lama untuk duduk disitu. Ia kemudian mengambil tasnya hendak pergi dan begitu menoleh, ia bertemu pandang dengan Ryewook. Jarak wajah mereka hanya tinggal beberapa centi saja. Ryewook dan Tiffany saling memandang dalam dan penuh arti…

To Be Continued……………………………………………

heufft…. akhirnya part ini selesai. dont forget to leave a coment chingu dan readers. hargai kerja keras kami para author, ne?

gomawo ^^

3 pemikiran pada “That’s True Love ( Part 11 )

Tinggalkan komentar